Air Mata Tinta
//Renungan, rintihan, bualan, khayalan, mimpi, kenangan, ekspresi kecintaan, dan hal-hal yang tak bisa membuat tidurku lelap...//

Obat Demamku

20.10

Kucari obat di apotik ternama sepagi itu

Mengunyah dengan lidah terpaksa

Tapi, thermometer masih saja menunjukkan angka yang sama

Suatu pesan singkat ku terima “Ulun sayang banar lawan pian”

Hebat, demamku turun mengejutkan

Rupanya, demam itu rindu yang tak tertahankan.

Read On 0 komentar

Mengapa Kita Bisa Bahagia

20.06

Gelap kopi masih bergelayutan

Meski hari bening menyilaukan

Kamar empat kali empat, menjadi kediaman

Duduk mesra dengan renungan

Malam menjenguk dengan kedipan mata yang padam

Melintas bayangmu dikejauhan

Mendekat,

Lebih dekat

Kita bertatap dalam khayal

Karena kerinduan yang dalam

Angan pun mendekap, hinggap disela-sela syaraf yang tak kunjung menjawab ketika ditanya, “Mengapa kita bahagia, hanya dengan kata cinta?”

Read On 0 komentar

Mengukur Jarak Tapin di Kerinduan

19.32


Di sorot mata 5 watt tanpa kedip

Sebab kasur tak lagi membuatnya tersungkur,

dan lelap ketika orang mendengkur

Gerimis shubuh di Februari membuatnya gelisah

Pesan singkat yang membuatnya resah

Jarak tak menjadi ukuran, antara cinta dan kerinduan

Sepanjang itu kutapaki

Sedalam ini kurasakan

Aku cinta katamu waktu itu,

Aku tahu

Aku juga begitu

Read On 0 komentar

Komentar Sahabat

Online

Berlangganan Via Email

Pengunjung

Sahabatku

Powered By Blogger