Air Mata Tinta
//Renungan, rintihan, bualan, khayalan, mimpi, kenangan, ekspresi kecintaan, dan hal-hal yang tak bisa membuat tidurku lelap...//

SMS Misterius di Ulangtahunku (Bagian Pertama)

Label:

Tit-tit, tit-tit…Hand phone tua-ku berdering, satu sms masuk, kubaca perlahan ternyata ucapan ulang tahun dari seorang teman lama yang tiga tahun terakhir tak lagi pernah bersua. Aku senang, ia masih ingat ulang tahunku yang juga ulang tahunnya.

Ingin rasanya ku telpon saat itu juga, tapi aku khawatir mengganggunya, sebab ia tak mau diganggu lewat tengah malam. Kuurungkan niatku untuk menghubunginya, kutunggu waktu shubuh ketika para muazzin berkicau dari speaker satu ke speaker lainnya.

Shubuh berlalu pagi menyingsing roknya, aku pun bersiap-siap menyapanya, tak lama kemudian kutekan nomor hp-nya, telpon tersambung, tut tut tut suara speaker handphone yang berpacu dengan degup kencang kerinduanku. Sayang, kerinduanku ternyata harus bersabar terlebih dahulu, karena ternyata ia tak secepat dulu ketika mengangkat telponku. “Apa salahku,” aku bertanya-tanya dalam hati.

Terus kucoba, hingga ke 21 kalinya. Telpon pun akhirnya diangkat, “Assalamu’alaikum,” kata dari seberang telpon yang kudapati dengan suara yang berbeda. “Wa’alaikumsalam, ada M-nya nggak?” ujarku. Pertanyaanku ternyata membuat orang di seberang telpon berang, aku pun di hujani pertanyaan; dari siapa? Orang mana? Ada hubungan apa dengannya? Dan untuk apa menelpon?

Aku basah kuyup dengan pertanyaan yang semula tak pernah kuperdiksi. Tanpa menjawab aku pun bertanya balik, “Emangnya ini siapa?” dia menjawab, “Aku sepupunya M.”

Owwh, pantas, ujarku dalam hati. Aku pun memberikan penjelasan yang terukur, tak pendek, juga tak berpanjang-panjang, agar ia tak salah paham.

Dia menangis mendengar penjelasanku, aku kelimbungan. “Kenapa?” aku mempertanyakan. Dia diam, aku mendesaknya agar mau memberikan penjelasan. Kali ini, aku yang menginterogasinya dengan berbagai pertanyaan. Dia tetap bungkam dengan sedikit senggukan.

“Tolong mba, kami sudah tiga tahun tak berjumpa, itu pun karena M yang minta agar aku tak menghubunginya. Dulu ia berpesan kalau dia meng-sms duluan, baru aku boleh menelponnya,”

Singkat ia jawab “Innalillaahi wa inna ilaihi rojiun, M meninggal dunia tiga tahun silam.” Rinduku bungkam dengan seribu pertanyaan.

0 komentar:

Posting Komentar


Komentar Sahabat

Online

Berlangganan Via Email

Pengunjung

Sahabatku

Powered By Blogger